TUGAS KETERAMPILAN KELAS IV
MADRASAH IBTIDAIYAH DARUN NAJAH KENTONG


Silahkan pilih draf benda konstruksi yang ingin dibuat
Berikut ini contoh drafnya ..









Hasil Konstruksi dikumpulkan pada
Hari   : Kamis
Tanggal   : 03 Desember 2015

Selamat mengerjakan
FOTO CERIA

1. Alif Wildatun Nasikhah
Action 1
 Action 2

 2. Aninda Najma Agustina
Action 1
 Action 2

3. Emilda Shofiyah Avisenna
 Action 1
  Action 2

4. Dwi Nada Duusturiyah
 Action 1
  Action 2

5. Muhammad Noval Baihaqi
 Action1
   Action 2

6. Muhammad Rizki Umar Ibadallah

7. Muhammad Saiful Bahri

8. Lailatul Fitriyah
 Action1
   Action 2

9. Muhammad Fikril Al-Farabi
 Action1
  Action 2

 10. Vitakhil Ilmiyah
Action1

Action 2

11. Nailatul Istifadah
  Action1
  Action 2

 12. Nur Hikmah Balighah
   Action1
  Action1


KEAMPUHAN MEDIA VISUAL




Pada kesempatan kali ini penulis sengaja meneruskan potingan selanjutnya tentang media pembelajaran. Pada postingan sebelumnya media pembelajaran mempunyai banyak manfaat dalam pembelajaran, bahkan merupakan sentaja ampuh untuk menyukseskan proses pembelajaran.

Pada kali ini penulis akan mencoba mengulas tentang jenis media pembelajaran berbasis visual, media visual merupakan penyampaian pesan atau informasi secara teknik dan kreatif dengan menampilkan gambar, grafik, serta tata letaknya jelas, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima sesuai sasaran.

Apabila dikaitkan antara media visual dengan pembelajaran, maka akan membuat peserta didik tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan peserta didik usia SD/MI taraf berpikirnya konkrit, semua pembelajaran harus disampaikan dan dibuktikan secara nyata melalui mata mereka. Media Visual merupakan sumber belajar yang berisikan pesan dan materi pelajaran yang dibuat menarik dalam bentuk kombinasi gambar, teks, gerak dan animasi yang disesuaikan dengan usia peserta didik.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan media visual, diantaranya:
  1. Ketepatan media visual yang digunakan dalam pembelajaran 
  2. Profesionalitas guru sebagai pengoperasi media visual 
  3. Faktor penghambat perkembangan dalam menggunakan media 
  4. Ketepatan waktu 
  5. Ketepatan pemilihan media visual
Berikut ini penulis sajikan media pembelajan berbasis visul Mata Pelajaran Matematika SD/MI. Silahkan diunduh!!!
  1. PENDAHULUAN
  2. PERKALIAN DAN PEMBAGIAN
  3. CARA MENENTUKAN FPB DAN KPK
  4. PECAHAN 
  5. DEBIT
  6. SATUAN LUAS
  7. PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
  8. SEGI TIGA
  9. TRAPESIUM, LAYANG-LAYANG, DAN LINGKARAN
  10. BANGUN RUANG
  11. PRISMA TEGAK SEGI TIGA
  12. LIMAS SEGI EMPAT
  13. LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME
  14. MENGGAMBAR BANGUN RUANG
  15. PENUTUP
Jangan lupa komentar anda guna perbaikan selanjutnya. Terima kasih.


MEDIA PEMBELAJARAN SENJATA PARA PAHLAWAN PENDIDIKAN

Pada postingan sebelumnya, penulis sudah menjelaskan bahwa sukses tidaknya pembelajaran ditentukan oleh seorang guru yang profesional dan kreatifitas. Untuk menjadi seorang guru yang kreatif dan profesional diperlukan senjata yang ampuh. Istilahnya untuk menjadi seorang pahlawan super harus punya senjata andalan. Betul tidak????. Masak kalah sama Capten Amerika aja punya senjata Wajan, eh salah Tameng..... heeeee.

Oke lanjut, kembali serius lagi nie za. Intinya kalau mau menjadi guru yang profesional harus punya senjata yang ampuh. Senjata yang ampuh itu adalah MEDIA PEMBELAJARAN. Media pembelajaran adalah alat untuk membawa pesan atau informasi yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Media pendidikan mempunyai beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut:
  1. Dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat meningkatkan dan memperlancar proses dan hasil belajar.
  2. Meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi dan interaksi siswa dengan lingkungan 
  3. Mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu 
  4. Memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
 Untuk membuat sebuah media pembelajaran hendaknya memperhatikan kriteria sebagai berikut:
  1. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran 
  2. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran 
  3. Kemudahan memperoleh media 
  4. Keterampilan guru dalam menggunakannya
  5. Tersedia waktu untuk menggunakannya 
  6. Sesuai taraf berpikir siswa
Dari uraian tersebut kita bisa mengetahui akan semakin lebih penting media pembelajaran. akan tetapi perlu diingat bahwa Tidak ada satu mediapun yang paling baik dengan semua tujuan. Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan penggunaan media pembelajaran sering kali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman. yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan audio visual.


Pada  kesempatan kali ini penulis akan mencoba membagikan media pembelajaran berbasis visul dalam bentuk powerpoint.

1. Pendahuluan


2. Perkalian dan Pembagian

3. FPB dan KPK


4. Pecahan


5. Debit


Demikian sekitar tentang media pembelajaran dan beberapa contoh media visual dan nantikan media-media pembelajaran selanjutnya. Terima Kasih


 JADI GURU PROFESIONAL ATAU TIDAK JADI GURU
 
Pendidikan bersifat mutlak, sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Mengingat pentingnya pendidikan tersebut, maka peningkatan mutu pendidikan selalu ditingkatkan. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, hendaknya diperhatikan komponen-komponen pendidikan. Komponen tersebut diantaranya kurikulum, tenaga pendidik, dan siswa.

Ketiga komponen tersebut saling berhubungan erat. Dari ketiga komponen tersebut yang paling dominan adalah tenaga pendidik atau yang umumnya disebut guru. Jika diibaratkan dalam dunia masakan (ini karena penulis hobby masak) guru diibaratkan sebagai seorang chef atau koki, kurikulum sebagai resep dan siswa sebagai bahan masakannya. Seberapa hebat resep masakan (kurikulum) jika seorang koki tidak dapat menerapkan langkah-langkah pembuatan makanan tersebut dengan baik, tentunya makanan tersebut akan terasa tidak enak. Dan seberapa murah standar bahan makanan apabila dapat diolah oleh koki dengan baik maka tentunya akan menjadi sebuah makanan yang nikmat rasanya.

Dari ilustrasi tersebut dapat dijelaskan bahwa guru berperan penting dalam menerapkan kurikulum yang telah dibuat. Seberapa hebat kurikulum yang telah disusun, apabila guru tidak bisa menerapkan dan memahami kurikulum tersebut maka kehebatan kurikulum akan sia-sia saja. Dan seberapa pandai siswa yang dididik apabila guru tidak bisa menerapkan pembelajaran dengan baik, maka tentunya potensi yang ada pada siswa tidak bisa digali dengan sempurna. Dari uraian tersebut maka guru memegang peranan sangat penting dalam pembelajaran. 

Kemampuan guru sebagai tenaga kependidikan baik secara personal, sosial, maupun profesional harus benar-benar dipikirkan karena pada dasarnya guru  merupakan tenaga lapangan yang lansung melaksanakan proses pembelajaran dalam pendidikan dan sebagai tombak keberhasilan pendidikan. Pentingnya profesionalisme guru inilah yang akan menentukan nasib dari pendidikan di masa yang akan datang.
Makna profesional mengacu pada orang yang menyandang suatu profesi atau sebutan tentang penampilan seseorang untuk mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. Sebuah pekerjaan yang bersifat profesi memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum.

Sedangkan guru disebut profesional apabila memenuhi beberapa karakteristik sebagai berikut :
1.  Ahli dibidang teori dan praktik keguruan 
2.  Senang memasuki organisasi profesi keguruan 
3.  Memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai
4.  Melaksanakan kode etik guru 
5.  Memiliki otonomi dan rasa tanggung jawab
6.  Memiliki rasa pengabdian kepada masyarakat.
7.  Bekerja atas panggilan hati nurani

Pada umumnya profesi sangat berkaitan dengan profesionalan seseorang dalam menjalankan profesinya. seorang guru dikatakan guru profesional, apabila guru tersebut memiliki kualitas mengajar yang tinggi. Kualitas seorang guru dapat dipandang dari tiga dimensi sebagai berikut:
1.  Expert (ahli di bidangnya)
     Seorang guru dikatakan ahli di bidangnya tidak hanya menguasai isi pelajaran yang diajarkan saja, tetapi juga mampu menanamkan konsep mengenai pengetahuan yang diajarkan dan mampu menyampaikan pesan-pesan didik.
2.  Responbility (rasa tanggung jawab)
     Guru yang profesional mempersiapkan diri sematangnya sebelum mengajar. Guru juga menguasai pelajaran dan bertanggung jawab atas semua yang disampaikan dan segala tingkah lakunya.
3.  Sense of Belonging/Colleague (rasa kesejawatan)
     Salah satu tugas organisasi profesi menciptakan rasa kesejawatan sehingga rasa aman dan perlindungan jabatan.

Keprofesional seorang guru berkaitan erat dengan kreatifitas dan keterampilan yang dimiliki guru tersebut. Profesionalisme guru menjadi lebih sempurna manakala dibingkai kreatifitas dalam strategi dan implementasi ketika mengajar. Guru lebih mengkreasikan kegiatan menjadi lebih menarik dan berkaitan dengan seni kreasi mengajar.

Mengingat pentingnya profesionalisme bagi guru, hendaknya kita mengoreksi dan memperbaiki diri agas pembelajaran dapat berlansung dengan suksus dan output yang diperoleh lebih memuaskan. Jika sudah berkomitmen menjadi seorang guru hendaknya menumpahkan segala aktifitas dan kemampuan untuk pendidikan. Menjadi guru yang profesional atau menjadi tukang ojek??? jadi intinya kalau tidak profesional hendaknya JANGAN MENJADI SEORANG GURU.

Sekian postingan dari saya, apabila ada kata-kata yang kurang sopan saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.
_______________________________________________________________

Daftar Pustaka 
Aris Suherman M.Pd dan Ondi Saondi, M.Pd, Etika Profesi Keguruan (Bandung : Refika Aditama, 2010)
Sanusi, Ahmad. 1991. Studi Pengembangan Model Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan. Bandung : IKIP Bandung
Susi Herawati, S.Ag.,M.Pd, Etika dan Profesi Keguruan, (Batusangkar: STAIN Press, 2009)
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wayne K. Hoy and Cecil G. Miskel. 1992. Educational Administration. New York: Random House, Inc.